BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era modern seperti sekarang
ini tidak lepas dengan istilah Globalisasi.Kehadiran teknologi informasi dan
teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi
menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Oleh karena itu sebagai manusia
yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui pengertian, dan dampak
globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat luas maupun terhadap diri
kita pribadi, agar kita dapat mengambil semua hal positif dan menghindari hal
negatif dari Globalisasi itu.
Globalisasi adalah suatu fenomena
khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan
merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi
dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan
berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri
merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan
mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun
terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal
masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu
mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak
orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata
globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi
dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat
bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara
terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fakta dan proses globalisasi?
2. Bagaimana aspek-aspek dan dampak globalisasi?
3. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara?
4. Bagaimana sikap terhadap pengaruh globalisasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fakta dan proses globalisasi.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek globalisasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4. Untuk mengetahui sikap terhadap pengaruh globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fakta dan Proses
Globalisasi
1. Proses Globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut
globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini dapat dihubungkan dengan
bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi antarbangsa di dunia telah ada
selama ber abad-abad. Bila di telusuri benih-benih globalisasi telah tumbuh
ketika manusia mulai mengenal perdagangan antar negri sekitar tahun 1000 dan
1500 SM. Saat itu, para pedagang dari cina dan india mulai menelusuri negeri
lain baik melalu jalan darat (jalan sutera) maupun jalan laut untuk berdagang.
Fase selanjutnya di tandai dengan
dominasi perdagangan kaum Muslim di kawasan Asia dan Afrika. Kaum muslim
membentuk jaringan perdagangan yang antara lain meliputi cina, jepang ,
vietnam, indonesia, malaka, india, persia, pantai afrika timur, laut tengah,
venesia, dan genoa. di samping membemtuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim
juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek,nilai sosial
dan budaya arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya di tandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor eksplorasi-eksplorasi ini. hal lain di dukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai di temukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkmbang pula kolonialisasi yang membawa pengaruh besar terhadap difusi (penyebaran) antar kebudayaan dunia.
Fase selanjutnya di tandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda adalah pelopor eksplorasi-eksplorasi ini. hal lain di dukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai di temukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkmbang pula kolonialisasi yang membawa pengaruh besar terhadap difusi (penyebaran) antar kebudayaan dunia.
Semakin berkembangnya industri
dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan
multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, sejak diberlakukanya politik
pintu terbuka, perusahaan-perusahaan di eropa membuka berbagai cabangnya di
Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika serikat, Unilever dari Belanda,
British petroleum dari inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan
multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan
dan mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia
runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah
jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara-negara
di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. hal ini di dukung
pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil,
sekat-sekat antar negara pun mulai kabur.
2. Fakta Globalisasi
Istilah Globalisasi, pertama kali
digunakan oleh Theodore Levitt tahun 1985 yang menunjuk pada politik-ekonomi,
khususnya politik perdagangan bebas dan transaksi keuangan.
Beberapa kalangan berpendapat
bahwa, akar munculnya globalisasi adalah revolusi elektronik dan disintegrasi
negara-negara komunis. Revolusi elektronik melipatgandakan akselerasi
komunikasi, transportasi, produksi, dan informasi.
Disintegrasi negara-negara
komunis yang mengakhiri Perang Dingin memungkinkan kapitalisme Barat menjadi
satu-satunya kekuatan yang memangku hegemoni global. Itu sebabnya di bidang
ideologi perdagangan dan ekonomi, globalisasi sering disebut sebagai
Dekolonisasi (Ommen), Rekolonisasi (Oliver, Balasuriya, Chandran),
Neo-Kapitalisme (Menon), Neo-Liberalisme (Ramakrishnan). Malahan Sada menyebut
globalisasi sebagai eksistensi Kapitalisme Euro-Amerika di Dunia Ketiga.
(dikutip dari artikel: Globalisasi, oleh RP Borrong). Sebagian lagi berpendapat
bahwa meski kata globalisasi belum dikenal, globalisasi telah ada jauh sebelum
revolusi eloktronik terjadi.
Berkaca pada sejarah terbentuknya
globalisasi, terlepas dari pro-kontra para pakar globalisasi mengenai sejarah
globalisasi yang belum terselesaikan hingga sekarang ini. Sesuatu yang sangat
menggembirakan adalah dibalik pro-kontra itu, benang merah globalisasi masih
menampakkan sosoknya. Globalisasi kemudian diartikan sebagai suatu upaya ummat
manusia untuk berinteraksi antar sesamanya yang tidak lagi terkendala oleh
jarak, batas-batas ruang dan terciptanya efisiensi waktu. Interaksi itu bisa
berupa kerjasama, kompromi, saling bertukar pikiran, berdagang dll. Intinya
adalah penciptaan kemudahan-kemudahan, pengurangan bahkan penghapusan
kemiskinan dan ketimpangan, serta manusia saling memahami dan mengenal.
Kemajuan teknologi dan informasi
sebagai batu loncatan dalam mempercepat laju arus globalisasi. Media Internet
sebagai salah satu pondasi globalisasi itu sendiri semakin marak diakses
masyarakat dan harganyapun semakin murah. Ketersediaan gatged (Handphone,
Labtop) murah dan memadai terus-menerus memperluas jangkauan interaksi manusia,
melintasi batas-batas teritori, memodifikasi waktu dan loncatan-loncatan ruang
yang semakin menakjubkan. Kesemuanya itu semakin memperlengkap sketsa
globalisasi.
Jika boleh menyederhanakan.
Globalisasi ibarat sebuah proyek. Oleh karena ia berbentuk proyek maka tentunya
memiliki dampak, terlepas dampak yang ditimbulkan mengarahkan menusia pada
suatu kemajuan ataukah justru menjerumuskan menusia kedalam kebinasaan dan
kemunduran (keterbelakangan). Globalisasi sebagai proyek masa depan jelas akan berhadapan
secara terang-terangan dengan aneka macam benturan. Benturan ideologi, moral,
budaya, politik, ekonomi, agama dll, tentunya dari benturan-benturan tersebut
melahirkan beberapa bentuk sikap. Misalnya; kerjasama, kompromi, ataupun
pertentangan.
Pro-Kontra terhadap globalisasi
jelas adalah sebuah kewajaran yang alamiah. Akan tetapi sangat disayangkan
jikalau Pro maupun Kontra itu muncul atas dasar pertimbangan asa mamfaat
semata. Pro ketika melihat efek-efek positif dan Kontra ketika melihat efek negative
jauh lebih banyak ketimbang efek positifnya.
Tentunya esensi penyikapan yang
benar terhadap globalisasi sangat dibutuhkan, tidak sekedar pada tatanan Pro
atau Kontra, akan tetapi memahami globalisasi sebagai suatu proyek manusia
secara massal dan mengglobal, tentunya harus dikelola secara massal dan
mengglobal pula. Kesadaran individu secara khusus dan kesadaran universal
secara umum sangat dibutuhkan.
Fakta justru menunjukkan banyak
individu yang tidak menyadari posisi dan peran mereka terhadap globalisasi.
Oleh karena ketidak sadaran tersebut, beberapa pihak seperti para pemilik modal
mereduksi ketidak sadaran itu kedalam sebuah proyek capital yang dimana
masyarakat dikondisikan pada suatu tatanan nilai yang mereka tidak paham akan
hakikatnya, parahnya lagi mereka tidak sadar kalau sedang dikondisikan dan
dimanfaatkan oleh sekelompok kepentingan tertentu.
Oleh karena globalisasi ibarat
sebuah proyek dan tentunya masyarakat dunia adalah bagian dari proyek tersebut
maka, proyek globalisasi harus terus menerus dievaluasi. Lewat pembentukan
kesadaran secara individu pada khususnya dan penyadaran terhadap masyarakat
dunia (global) pada umumnya. Sadar akan posisi, potensi, dan peran
masing-masing
Masalah-masalah urgen dan sangat
mendesak untuk segera disikapi:
1. Borderless. Penghapusan batas-batas wilayah teritori dalam cakupan negara
2. Mengaburnya nilai dan identitas. Adanya budaya meniru yang tidak didasari
oleh pemahaman dan kesadaran terhadap apa yang ditirukan
3. Pengkondisian secara massal dan massif. Globalisasi yang identik dengan
Ekonomi-politik mengejawatahkan kepentingan-kepentigan capital yang tercermin
dalam korporasi Trans-nasional mengkondisikan masyarakat dunia pada suatu nilai
yang sejalan dengan proyek ekonomi-politiknya dan mengeliminasi segala nilai
yang dipandang menghambat atau menentang proyek ekonomi-politiknya. Contoh; IMF
dan Tragedi kemalangan kaum petani Indonesia pasca krisis 1998. UU penanaman
modal yang terlampau liberal dan kebablasan. Isu-isu global (ex; Global
warming) yang carut marut tak karuan
4. Westernisasi ala Amerika. Sebagian kalangan mengartikan globalisasi sebagai
manifestasi dari westernisasi ala Amerika, Globalisasi kemudian menjadi identik
dengan proyek ekonomi kapitalis, segala sesuatu telah dipandang sebagai
komoditi ekonomi (materil). Benarkah globalisasi hanya sebatas itu.
B. Aspek-aspek dan Dampak Globalisasi
1. Aspek Globalisasi
Aspek globalisasi mempunyai tiga
dimensi pokok, yaitu globalisasi ekonomi, globalisasi polotik, dan globalisasi
budaya.
a. Globalisasi ekonomi
Dalam bidang ekonomi, globalisasi
di tandai dengan lahirnya negara-negara industri raksasa serta korporasi perdagangan
raksasa. Akibat proses globalisasi memunculkan gejala-gejala global, antara
lain sebagai berikut :
1) Diadakan desentralisasi produk yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas.
2) Lahirnya pasar global.
3) Keuangan global.
4) Dalam mencapai efesiensi dan produktivitas, dikembangkan desentralisasi
manejerial.
5) Dalam hal ketatanegaraan, terdapat kecenderungan untuk merekrut tenaga
kerja yang fleksibel.
6) Pemanfaatan sumber daya manusia atau pekerja.
b. Globalisasi politik
1) munculnya barisan-barisan satpam sebagai penjaga keamanan di kantor-kantor
atau di daerah pemukiman eksklusif.
2) Dalam daerah komunikasi dan manajemen ekonomi, peranan swasta semakin lama
semakin besar, bahkan mengarah pada skala internasional atau kegiatan antar
pemerintah.
3) Dalam hal kedaulatan negara, ada kecenderungan untuk menyerahkan kepada
unit-unit politik yang lebih luas, seperti uni Eropa, ASEAN, dan OPEC.
Organisasi-organisasi internasional UNO, WTO, IMF, merupakan contoh unit-unit
politik yang supranasional.
c. Globalisasi budaya
Globalisasi budaya mengenal
berbagai dimens, yaitu dimensi sacri – scape,ethno – scape, enoco, - scape,
media - scape, dan leisure – scape.
1) Dalam sacri – scape terjadi proses deteritorialisasi dari mozaik agama.
Pusat-pusat kepercayaan atau agama bukan lagi di anggap milik suatu negara,
tetapi memiliki umat manusia.
2) Dalam ethno – scape terjadi berbagai deteritorialisasi dan muncul
kosmopolitanisme serta keanekaragaman bangsa di dalam suatu negara.
3) Dalam enoco, - scape terjadi berbagai proses kompleks, antara lain
dematerialisasi dan kondisi-kondisi perokonomian dunia.
4) Dalam media – scape adanya distribusi global dari informasi dan citra yang
di tayangakan oleh berbagai media.
5) Dalam leisure – scape adanya turisme universal.
2. Dampak Globalisasi
a. Dampak Positif
a) Bidang politik
1) Terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan pada suatu negara.
2) Munculnya partai-partai baru.
3) Meningkatnya perlindungan HAM.
4) Meningkatnya kedewasaan dan kemandirian partai politik.
b) Bidang ekonomi
1) Mempermudah Proses pembangunan industri.
2) Mendorong mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Suku bunga bank rendah.
4) Meningkatnya pendapatan masyarakat.
c) Bidang sosial budaya
1) Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu negara.
2) Terjadi pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat.
3) Hidup menjadi mudah dan murah.
4) Meningkatnya budaya disiplin dan etos kerja, sehingga meningkatkan hasil
produktifitas dan prestasi kerja.
d) Bidang Hankam
1) Kerja sama pertahanan dan keamanan.
2) Diperlukan pasukan bersenjata untuk kepentingan perdamaian negara-negara
yang sedang bergejolak.
3) Meningkatnya kewaspadaan dan ketahanan nasional, persatuan dan kesatuan
bangsa, kesetiaan pada pancasila, dan pemahaman wawasan nusantara, sehingga
terhindar separatisme, konflik sosial, dan disintegrasi bangsa.
b. Dampak negatif globalisasi
a) Bidang politik
1) Munculnya sikap arogansi politik(kekuasaan dan politik).
2) Adanya money- politik dalam kehidupan masyarakat.
3) Menimbulkan euforia politik (kegembiraan/kebebasan politik yang
berlebihan), yaitu kegiatan yang mengatasnamakan HAM dan demokrasi tetapi
memiliki target utama meraih kekuasaan lokal atau pusat.
b) Bidang ekonomi
1) Matinya usaha kecil yang tidak kompetitif.
2) Jumlah angka pengangguran masih
tinggi.
3) Upah kerja yang belum profesional
atau masih rendah.
4) munculnya kebijakan pemerintah
yang tidak menguntungkan petani.
c) Bidang sosial budaya
1) Kesulitan pengendalian dan
seleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia.
2) Mudahnya memperoleh barang-barang ilegal, seperti
barang-barang ponografi dan narkoba.
3) Makin meningkatnya budaya
kekerasan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
d) Bidang Hankam
1) Munculnya gerakan-gerakan
separatisme.
2) Adanya gejala disintegrasi bangsa
yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia.
3) terjadinya pelanggaran teritorial
negara Republik indonesia.
4) Adanya campur tangan pihak asing
terhadap kebijakan dalam negara indonesia.
C. Pengaruh Globalisasi
Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Globalisasi merupakan kenyataan
yang sulit untuk dihindarkan sebagai akibat semakin membaiknya jaringan
transfortasi dan komunikasi di dunia. Globalisasi tidak hanya terjadi dalam
bentuk kebudayaan yang bersifat material, tetapi juga bersifat politik,
ekonomi, perdagangan, pertahanan, kesenian, dan bahasa. Hukum atau norma yang
mengaturpun menjadi hukum Internasional.
Respon bangsa Indonesia terhadap
globalisasi adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan baik, sedangkan tantangan berarti setiap orang diberi
kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya. Peluang dan
tanganan yang dapat kita peroleh dari globalisasi adalah sebagai berikut :
1. Pasar bebas, yaitu pasar dimana
suatu produk menjadi semakin luas dan pemasarannya semakin banyak.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dapat dengan mudah dan dapat diterima.
3. Wawasan budaya semakin luas.
4. Peluang dan tantangan bisnis
dalam bidang kepariwisataan semakin terbuka.
5. Lapangan kerja semakin terbuka dan
banyak.
Masuknya budaya asing ke
indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang
meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan
dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya
pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture
shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai
pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya
luar yang di lakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi
yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang di
tampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut
ketimpangan budaya.
Teknologi yang berkembang pada
era globasisasi ini mempengaruhi karakter sosial dan budaya dari lingkungan
sosial . Menurut Soerjono Soekanto (1990) masuknya budaya asing ke indonesia
mempunyai pengaruh yang sangat peka serta memiliki dampak positif dan negatif.
D. Sikap terhadap
Pengaruh Globalisasi
Indonesia sebagai negara
berkembang tidak dapat menutup diri dari modernisasi dan globalisasi. Hal
tersebut didasarkan dimulainya pasar global yang menandakan era globalisasi
secara besar-besaran pada 2015. Oleh karena itu, semua orang harus
mempersiapkan diri agar dapat menarik manfaat dari arus globalisasi dan dapat
menang kal pengaruh-pengaruh negatif yang dapat mengancam jati diri dan
identitas bangsa.
Ada beberapa sikap yang harus
dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri yang
luhur, di antaranya sebagai berikut.
1. Mempertebal keimanan dan meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. ikut berperan dalam kegiatan
organisasi keagamaan dalam mengatasi perubahan.
3. Belajar dengan giat untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam
menjalani era globalisasi.
4. Mencintai dan menggunakan produk
dalam negeri.
5. Mencintai kebudayaan bangsa
sendiri dari pada kebudayaan asing.
6. Melestarikan budaya bangsa dengan
mempelajari dan menguasai kebudayaan tersebut, baik seni maupun adat
istiadatnya.
7. Memilih informasi dan hiburan
dengan selektif agar menjaga dari pengaruh negatif.
8. Menjauhi kebiasaan buruk gaya
hidup dunia barat yang bertentangan nilai dan norma yang berlaku, seperti
meminum minuman keras, menggunakan narkotika dan obatobatan terlarang, dan
pergaulan bebas.
Globalisasi sangat erat dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, agar tidak berdampak
buruk terhadap kehidupan kita sehari-hari, perlu meng usahakan perubahan nilai
dan perilaku.
Dengan demikian, dalam era
globalisasi ini masyarakat mempunyai banyak pilihan. Masyarakat bebas memiliki
apapun sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Masyarakat di era globalisasi
cenderung melihat kemajuan dari hal keduniawian.Globalisasi berkembang sangat
cepat dan sudah melanda ke seluruh dunia. Globalisasi sangat memengaruhi
tingkah laku kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa menolak pengaruh globalisasi
dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Apabila bangsa Indonesia menolak, maka
bangsa Indonesia akan semakin tertinggal dalam pergaulan antarbangsa di dunia
dan menjadi bangsa yang terbelakang. Namun, kita juga tidak boleh menerima
segala hal yang berasal dari luar sebagai sesuatu yang baik bagi bangsa
Indonesia. Kita harus bisa lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya
asing yang masuk ke Indonesia.
Pengaruh yang masuk akibat
globalisasi ada yang berpengaruh positif, tetapi ada pula yang berpengaruh
negatif. Pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh
Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan
pengaruh yang positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan
pengaruh negatif dari globalisasi berarti tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa, sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindarkan,
karena dapat merusak bahkan membawa pengaruh yang lebih buruk bagi perkembangan
bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu
gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada
masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun
masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam era global, suatu
masyarakat/negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri terhadap proses
globalisasi. Jika suatu masyarakat/negara mengisolasi diri dari globalisasi,
mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era
keterbelakangan dan kebodohan.
Globalisasi menyumbangkan
pengaruh besar yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan, baik dalam
aspek ekonomi, informasi dan teknologi, budaya, ilmu pengetahuan maupun hukum.
Globalisasi juga memberikan
dampak positif dan negative dalam kehidupan baik dibidang politik, hokum,
pertahanan, keamanan, ekonomi, social dan budaya. Salah satu manfaat
globalisasi yang sangat dirasakan adalah terbukanya peluang bisnis bagi
masyarakat untuk memasarkan produknya ke luar negeri, sedangkan salah satu
dampak negatifnya adalah masuknya beberapa budaya luar yang sangat bertentangan
dengan budaya Negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/
http://agungaw.wordpress.com/2010/03/01/pkn-minggu3/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/06/dampak-globalisasi-dalam-kehidupan-modern/
http://boyyendratamin.blogspot.com/2011/08/globalisasi-hukum.html
No comments:
Post a Comment