Dunia industri semakin pesat berkembang semakin membutuhkan otomatisasi sistem, untuk menjawab hal tersebut maka munculah teknologi PLC (Progammable Logic Controller). PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (dengan menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang bersangkutan.
Sebuah
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relay yang ada pada sistem
kontrol konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui
sensor), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, berupa menghidupkan atau mematikan keluaran. Program yang digunakan
adalah berupa ladder diagram yang kemudian harus dijalankan oleh PLC.
Dengan kata lain PLC menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada instrument
keluaran yang berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang
diamati. Proses yang di kontrol ini dapat berupa regulasi variabel secara
kontinyu seperti pada sistem - sistem servo, atau hanya melibatkan kontrol dua
keadaan (on/off) saja, tetapi dilakukan secara berulang-ulang seperti
umum dijumpai pada mesin pengeboran, sistem konveyor dan lain sebagainya.
PLC
secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram, tetapi pada
kenyataannya, PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi-fungsi
logika saja. Sebuah PLC dewasa ini juga dapat melakukan perhitungan-perhitungan
aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi dan lain
sebagainya. PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada
proses pengepakan, perakitan otomatis dan lain-lain. Hampir semua aplikasi
kontrol listrik membutuhkan PLC.
Alasan
utama perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan dan
penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay [1]. Adapun
ciri atau karateristik PLC memiliki beberapa aspek sebagai berikut:
1.
PLC sebenarnya suatu sistem berbasis mikroprosesor yang
memiliki fungsi - fungsi dan fasilitas utama dari sebuah mikro komputer.
2.
PLC diprogram melalui programming unit yang bisa
berupa terminal komputer dengan VDU (Video Display Unit) dan keyboard
atau dengan terminal portable.
3.
khusus (mirip kalkulator dengan tampilan LCD). Pada saat ini
PLC dapat di program melalui PC.
4.
PLC mengontrol suatu alat berdasarkan status
masukan/keluaran suatu alat dan program.
Sehingga
pengertian PLC yang awalnya berfungsi menggantikan peran relay, dapat
diartikan sesuai kata penyusunnya adalah sebagai berikut
1.
Programmable yaitu menunjukkan kemampuannya yang dapat dengan mudah
diubah-ubah sesuai program yang dibuat dan kemampuannya dalam hal memori
program yang telah dibuat.
2.
Logic yaitu menunjukkan kemampuannya dalam memproses input secara
aritmatik (ALU) dengan melakukan proses membandingkan, menjumlahkan,
mengkalikan, membagi, dan mengurangi.
3.
Controller yaitu menunjukkan kemampuannya dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
No comments:
Post a Comment