Jenis
– jenis Mainntenance
Ruang
lingkup manajemen pemeliharaan mencakup setiap tahap dalam siklus hidup sistem
teknis (pabrik, mesin, peralatan, dan fasilitas), spesifikasi, akusisi,
perencanaan, operasi, evaluasi kinerja, perbaikan, dan pembangunan. Dalam
konteks yang lebih luas fungsi pemeiliharaan juga dikenal sebagai manajemen
aset fisik.
Menurut
Swanson (2001) dalam International
Journal of production Economics “linking maintenance strategies to performance”
sistem pemeliharaan sebagai strategi perusahan untuk mendukung kinerja produksi
dibagi menjadi tiga garis besar yaitu:
1. Pemeliharaan Reaktif (Reactive
Maintenance)
Prinsip pemeliharaan
ini adalah aktifitas pemeliharaan (baik penggantian atau perbaikan) hanya
dilakukan jika mesin atau peralatan tersebut rusak. Pemeliharaan reaktif
memiliki kelibihan dalam meminimalkan jumlah biaya dan pekerjaan yang
dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Namun kekurangannya adalah kerusakan
yang tidak dapat di prediksi sewaktu-waktu, banyaknya jumlah scrap, dan tingginya biaya
yang diakibatkan kecelakaan akibat breakdown pada mesin ata peralatan.
2. Pemeliharaan proaktif (Proactive
Maintenance)
Pemeliharaan proaktif
adalah strategi pemeliharaan dimana kerusakan/breakdown dapat dihindari
dengan melakukan aktifitas-aktifitas yang mengawasi kondisi mesin dan melakukan
perbaikan-perbaikan minor untuk mempertahankan kondisi mesin dalam keadaan
optimal. Pemeliharaan proaktif terdiri dari pemeliharaan preventif dan
pemeliharaan prediktif.
a.
Pemeliharaan Preventif (Preventive maintenance)
Pemeliharaan preventif pada prinsipnya adalah
pemeliharaan berdasarkan pemakaian. Aktifitas pemeliharaan dilakukan setelah
penggunaan mesin/peralatan selama periode tertentu. Tipe pemeliharaan ini
mempunyai asumsi bahwa mesin akan mengalami kerusakan/breakdown pada
satu periode tertentu. Kelebihan pemeliharaan ini adalah dapat mengurangi
kemungkinan breakdown serta dapat memperpanjang umur mesin atau
peralatan. Kelemahannya adalah aktifitas pemeliharaan dapat menginterupsi
jalannya sistem produksi.
b.
Pemeliharaan Prediktif(Predictive maintenance)
Pemeliharaan prediktif sering dirujuk sebagai
pemeliharaan berdasarkan kondisi. Artinya, aktifitas pemeliharaan baru
dilakukan pada suatu kondisi mesin tertentu. Dalam pemeliharaan prediktif,
digunakan berbagai peralatan untuk mendiagnosa mesin untuk mengukur kondisi
fisik dari mesin, seperti getaran, suhu, kebisingan, pelumasan, dan korosi. Ketika
salah satu parameter ini mencapai kondisi tertentu, aktifitas pemeliharaan
dilakukan dengan mengembalikan ke kondisi semula.
3. Pemeliharaan agresif (Aggressive Maintenance)
Pemeliharaan agresif
mengupayakan segala cara untuk menghindari kerusakan mesin/peralatan.
Pemeliharaan agresif, seperti Total Productive Maintenance (TPM). Pendekatan
yang dilakukan TPM tidak hanya mencakup pada pencegahan kerusakan, namun
meliputi seluruh kegiatan pada lantai produksi, dan melibatkan seluruh
karyawan, tidak hanya dari divisi pemeliharaan saja9. Parameter pada TPM adalah
meningkatnya efektifitas penggunaan peralatan secara menyeluruh (overall
equipment effectiveness).
Aktifitas pemeliharaan
pada TPM meliputi eliminasi 6 wastes, yaitu: kegagalan mesin, waktu setup dan
adjustment, gangguan kemacetan dan idle, serta kerusakan/cacat produk. Dalam
TPM, dibentuk suatu grup kecil yang mengkoordinasikan divisi pemeliharaan dan
divisi produksi untuk membantu pelaksanaan pemeliharaan. Para pekerja di bagian
produksi juga terlibat dalam melakukan pemeliharaan dan mempunyai peran yang
penting dalam mengawasi kondisi mesin/peralatan. Upaya ini dapat meningkatkan
keahlian para pekerja dan mengefektifkan peran pekerja dalam mempertahankan
kondisi peralatan dalam keadaan optimal.
Sedangkan
Menurut Bengtsson (2004) mengklasifikasikan sistem pemeliharaan menjadi dua
garis besar yaitu:
1. Corrective
Maintenance
Corrective
maintenance adalah pemeliharaan
yang menggunakan pendekatan aktifitas pemeliharaan hanya dilakukan ketika
mesin/alat breakdown. Pengertian corrective maintenance adalah
pemeliharaan yang yang dilakukan setelah mengenali kerusakan yang terjadi dan
bertujuan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan dimana mesin/peralatan
tersebut dapat berfungsi dengan baik. Tipe pemeliharaan ini dibagi menjadi dua,
yaitu pemeliharaan korektif tertunda dan pemeliharaan korektif langsung.
Pemeliharaan korektif tertunda dilakukan jika kerusakan/breakdown tidak
mempengaruhi kinerja produksi secara keseluruhan. Aktifitaspemeliharaan
kemudian dapat dilakukan di lain hari untuk mencegah terjadinya gangguan pada
alur produksi. Pemeliharaan korektif langsung dilakukan secepatnya ketika
kerusakan terjadi. Pemeliharaan tipe ini dilakukan jika mesin/peralatan
tersebut dapat mempengaruhi aktivitas produksi secara keseluruhan.
2. Preventive
maintenance
Preventive maintenance, merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada
(jadwal) interval atau kriteria yang telah ditentukan untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan atau degradasi fungsi mesin/peralatan. Berdasarkan
pengertian ini, preventive maintenance dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Predetermined maintenance.
Aktifitas
pemeliharaan dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu atau banyaknya
penggunaan tanpa investigasi terlebih dahulu terhadap kondisi mesin/peralatan
tersebut.
b.
Condition based maintenance.
Aktifitas
pemeliharaan preventif yang berdasarkan performa atau parameter pengawasan (parameter
monitoring). Pengawasan terhadap performa dan parameter kondisi pada condition
based maintenance (CBM), menurut Bengtsson, dapat dilakukan berdasarkan
jadwal yang ditentukan atau kontinyu.
Bengtsson
menjelaskan bahwa predictive maintenance merupakan bagian dari CBM
dimana predictive maintenance menggunakan teknik peramalan berdasarkan
data hasil pengawasan untuk memperkirakan kondisi mesin/alat di masa depan.
Dalam hal ini, Bengtsson mempunyai pandangan yang sedikit berbeda dengan
Swanson di atas.
Klasifikasi Maintenance
Secara
garis besar kegiatan maintenance dapat diklasifikasikan dalam dua macam
yaitu:
1)
Planned
maintenance (Pemeliharaa terencana)
adalah
pemeliharaan yang terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan,
pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya. Oleh karena itu program maintenance yang akan dilakukan harus
dinamis dan memerlukan pegawasan dan pengendalian secara aktif dari
bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat
mesin/peralatan. Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat
giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian
rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari. Perawatan terencana (planned
maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
2)
Unplanned
Maintenance (Perawatan tidak terencana)
ini membahas
mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara
perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini
dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan
yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih
serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency
maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera
dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Istilah - Istilah Dalam Maintenance
Maintenace
mempunyai banyak sekali istilah yang masing – masing mempunyai penjelasan
dimana jika dituangkan dalam suatu buku akan memenuhi subbab pada buku
tersebut. Maka artikel ini akan menjelaskan secara super singkat istilah yang
terdapat dalam sistem maintenace. Istilah – istilah disini juga sering dipakai
di industri – industri yang mengaplikasikan sistem maintenance ini.
Berikut istilah
– istilah tersebut :
1)
Maintainability
adalah
probabilitas pada kegagalan suatu item untuk dikembalikan kepada kondisi awal
operasional.
2)
Reliability
adalah
probabilitas suatu item untuk bekerja secara normal untuk jangka waktu
operasional.
3)
Availability
adalah
ketersediaan suatu item untuk bekerja secara normal saat diminta.
4)
Mission time
adalah waktu
operasional suatu item.
5)
Downtime
adalah waktu
dimana suatu item tidak bekerja.
6)
Logistic time
adalah Sebagian
waktu downtime yang digunakan untuk menunggu spare part
7)
Failure
adalah
ketidakmampuan suatu item untuk beroperasi.
8)
Serviceability
adalah Tingkat
kemudahan atau kesulitan pada item yang dapat dikembalikan ke kondisi kerjanya.
9)
Redundancy
adalah
keberadaan lebih dari satu alat untuk mencapai satu fungsi yang ditentukan.
10)
Failure Mode
adalah keadaan
abnormal dari kinerja suatu item yang menjadi pertimbangan pada item tersebut
karena menyebabkan kegagalan.
11)
Useful life
adalah
Jarak waktu suatu item beroperasi dan berproduksi.
12)
Corrective
Maintenance
adalah
maintenance yang tidak terjadwal untuk mengembalikan pada peforma semula.
13)
Continuous task
adalah Sebuah
kegiatan yang mlibatkan monitoring terhadap suatu item.
14)
Active repair
time
adalah periode
saat downtime saat manpower bekerja memperbaiki suatu item.
15)
Inspection
adalah observasi
secara kualitatif dari kondisi item.
16)
Overhaul
adalah restorasi
dan observasi yang komprehensif untuk mengembalikan suatu item pada kinerja
awal.
17)
Downtime
Perioda waktu
dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
18)
Check
Menguji dan
membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
19)
Maintenance management
Organisasi
perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.
20)
Maintenance Schedule
Suatu
daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang
menyertainya.
21)
Maintenance planning
Suatu
perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber
daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
22)
Shut-in
Sengaja
dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
23)
Shut-down
Mendadak mati
sendiri / sengaja dimatikan.
Strategi
Perawatan (Maintenance)
Pemilihan
program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik.
Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang
akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya,
keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.
No comments:
Post a Comment