Info

Saturday, May 4, 2019

Jenis – jenis Mainntenance


Jenis – jenis Mainntenance
Ruang lingkup manajemen pemeliharaan mencakup setiap tahap dalam siklus hidup sistem teknis (pabrik, mesin, peralatan, dan fasilitas), spesifikasi, akusisi, perencanaan, operasi, evaluasi kinerja, perbaikan, dan pembangunan. Dalam konteks yang lebih luas fungsi pemeiliharaan juga dikenal sebagai manajemen aset fisik.
Menurut Swanson (2001) dalam International Journal of production Economics “linking maintenance strategies to performance” sistem pemeliharaan sebagai strategi perusahan untuk mendukung kinerja produksi dibagi menjadi tiga garis besar yaitu:
1.         Pemeliharaan Reaktif (Reactive Maintenance)
Prinsip pemeliharaan ini adalah aktifitas pemeliharaan (baik penggantian atau perbaikan) hanya dilakukan jika mesin atau peralatan tersebut rusak. Pemeliharaan reaktif memiliki kelibihan dalam meminimalkan jumlah biaya dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan. Namun kekurangannya adalah kerusakan yang tidak dapat di prediksi sewaktu-waktu, banyaknya jumlah scrap, dan tingginya biaya yang diakibatkan kecelakaan akibat breakdown pada mesin ata peralatan.

2.         Pemeliharaan proaktif (Proactive Maintenance)
Pemeliharaan proaktif adalah strategi pemeliharaan dimana kerusakan/breakdown dapat dihindari dengan melakukan aktifitas-aktifitas yang mengawasi kondisi mesin dan melakukan perbaikan-perbaikan minor untuk mempertahankan kondisi mesin dalam keadaan optimal. Pemeliharaan proaktif terdiri dari pemeliharaan preventif dan pemeliharaan prediktif.
a.      Pemeliharaan Preventif (Preventive maintenance)
Pemeliharaan preventif pada prinsipnya adalah pemeliharaan berdasarkan pemakaian. Aktifitas pemeliharaan dilakukan setelah penggunaan mesin/peralatan selama periode tertentu. Tipe pemeliharaan ini mempunyai asumsi bahwa mesin akan mengalami kerusakan/breakdown pada satu periode tertentu. Kelebihan pemeliharaan ini adalah dapat mengurangi kemungkinan breakdown serta dapat memperpanjang umur mesin atau peralatan. Kelemahannya adalah aktifitas pemeliharaan dapat menginterupsi jalannya sistem produksi.
b.      Pemeliharaan Prediktif(Predictive maintenance)
Pemeliharaan prediktif sering dirujuk sebagai pemeliharaan berdasarkan kondisi. Artinya, aktifitas pemeliharaan baru dilakukan pada suatu kondisi mesin tertentu. Dalam pemeliharaan prediktif, digunakan berbagai peralatan untuk mendiagnosa mesin untuk mengukur kondisi fisik dari mesin, seperti getaran, suhu, kebisingan, pelumasan, dan korosi. Ketika salah satu parameter ini mencapai kondisi tertentu, aktifitas pemeliharaan dilakukan dengan mengembalikan ke kondisi semula.

3.         Pemeliharaan agresif (Aggressive Maintenance)
Pemeliharaan agresif mengupayakan segala cara untuk menghindari kerusakan mesin/peralatan. Pemeliharaan agresif, seperti Total Productive Maintenance (TPM). Pendekatan yang dilakukan TPM tidak hanya mencakup pada pencegahan kerusakan, namun meliputi seluruh kegiatan pada lantai produksi, dan melibatkan seluruh karyawan, tidak hanya dari divisi pemeliharaan saja9. Parameter pada TPM adalah meningkatnya efektifitas penggunaan peralatan secara menyeluruh (overall equipment effectiveness).
Aktifitas pemeliharaan pada TPM meliputi eliminasi 6 wastes, yaitu: kegagalan mesin, waktu setup dan adjustment, gangguan kemacetan dan idle, serta kerusakan/cacat produk. Dalam TPM, dibentuk suatu grup kecil yang mengkoordinasikan divisi pemeliharaan dan divisi produksi untuk membantu pelaksanaan pemeliharaan. Para pekerja di bagian produksi juga terlibat dalam melakukan pemeliharaan dan mempunyai peran yang penting dalam mengawasi kondisi mesin/peralatan. Upaya ini dapat meningkatkan keahlian para pekerja dan mengefektifkan peran pekerja dalam mempertahankan kondisi peralatan dalam keadaan optimal.
Sedangkan Menurut Bengtsson (2004) mengklasifikasikan sistem pemeliharaan menjadi dua garis besar yaitu:
1.         Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah pemeliharaan yang menggunakan pendekatan aktifitas pemeliharaan hanya dilakukan ketika mesin/alat breakdown. Pengertian corrective maintenance adalah pemeliharaan yang yang dilakukan setelah mengenali kerusakan yang terjadi dan bertujuan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan dimana mesin/peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Tipe pemeliharaan ini dibagi menjadi dua, yaitu pemeliharaan korektif tertunda dan pemeliharaan korektif langsung. Pemeliharaan korektif tertunda dilakukan jika kerusakan/breakdown tidak mempengaruhi kinerja produksi secara keseluruhan. Aktifitaspemeliharaan kemudian dapat dilakukan di lain hari untuk mencegah terjadinya gangguan pada alur produksi. Pemeliharaan korektif langsung dilakukan secepatnya ketika kerusakan terjadi. Pemeliharaan tipe ini dilakukan jika mesin/peralatan tersebut dapat mempengaruhi aktivitas produksi secara keseluruhan.

2.         Preventive maintenance
Preventive maintenance, merupakan pemeliharaan yang dilakukan pada (jadwal) interval atau kriteria yang telah ditentukan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan atau degradasi fungsi mesin/peralatan. Berdasarkan pengertian ini, preventive maintenance dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Predetermined maintenance.
Aktifitas pemeliharaan dilakukan berdasarkan interval waktu tertentu atau banyaknya penggunaan tanpa investigasi terlebih dahulu terhadap kondisi mesin/peralatan tersebut.
b.      Condition based maintenance.
Aktifitas pemeliharaan preventif yang berdasarkan performa atau parameter pengawasan (parameter monitoring). Pengawasan terhadap performa dan parameter kondisi pada condition based maintenance (CBM), menurut Bengtsson, dapat dilakukan berdasarkan jadwal yang ditentukan atau kontinyu.
           Bengtsson menjelaskan bahwa predictive maintenance merupakan bagian dari CBM dimana predictive maintenance menggunakan teknik peramalan berdasarkan data hasil pengawasan untuk memperkirakan kondisi mesin/alat di masa depan. Dalam hal ini, Bengtsson mempunyai pandangan yang sedikit berbeda dengan Swanson di atas.

Klasifikasi Maintenance
             Secara garis besar kegiatan maintenance dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu: 
1)      Planned maintenance (Pemeliharaa terencana)
 adalah pemeliharaan yang terorganisir dan dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu program maintenance yang akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pegawasan dan pengendalian secara aktif dari bagian  maintenance melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan. Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari. Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
2)      Unplanned Maintenance (Perawatan tidak terencana)
 ini membahas mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

Istilah - Istilah Dalam Maintenance
            Maintenace mempunyai banyak sekali istilah yang masing – masing mempunyai penjelasan dimana jika dituangkan dalam suatu buku akan memenuhi subbab pada buku tersebut. Maka artikel ini akan menjelaskan secara super singkat istilah yang terdapat dalam sistem maintenace. Istilah – istilah disini juga sering dipakai di industri – industri yang mengaplikasikan sistem maintenance ini.
Berikut istilah – istilah tersebut :
1)      Maintainability 
adalah probabilitas pada kegagalan suatu item untuk dikembalikan kepada kondisi awal operasional.
2)      Reliability
 adalah probabilitas suatu item untuk bekerja secara normal untuk jangka waktu operasional.
3)      Availability 
adalah ketersediaan suatu item untuk bekerja secara normal saat diminta.
4)      Mission time 
adalah waktu operasional suatu item.
5)      Downtime 
adalah waktu dimana suatu item tidak bekerja.
6)      Logistic time 
adalah Sebagian waktu downtime yang digunakan untuk menunggu spare part
7)      Failure
 adalah ketidakmampuan suatu item untuk beroperasi.
8)      Serviceability
 adalah Tingkat kemudahan atau kesulitan pada item yang dapat dikembalikan ke kondisi kerjanya.

9)      Redundancy
 adalah keberadaan lebih dari satu alat untuk mencapai satu fungsi yang ditentukan.
10)  Failure Mode 
adalah keadaan abnormal dari kinerja suatu item yang menjadi pertimbangan pada item tersebut karena menyebabkan kegagalan.
11)  Useful life
 adalah Jarak waktu suatu item beroperasi dan berproduksi.
12)  Corrective Maintenance 
adalah maintenance yang tidak terjadwal untuk mengembalikan pada peforma semula.
13)  Continuous task
adalah Sebuah kegiatan yang mlibatkan monitoring terhadap suatu item.
14)  Active repair time
adalah periode saat downtime saat manpower bekerja memperbaiki suatu item.
15)  Inspection 
adalah observasi secara kualitatif dari kondisi item.
16)  Overhaul 
adalah restorasi dan observasi yang komprehensif untuk mengembalikan suatu item pada kinerja awal.
17)  Downtime
Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
18)  Check
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
19)  Maintenance management
Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.  
20)  Maintenance Schedule
Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
21)  Maintenance planning
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
22)  Shut-in
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
23)  Shut-down
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.

Strategi Perawatan (Maintenance)
Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan yang akan digunakan terutama berkaitan dengan kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Refrensi :


No comments:

Post a Comment

Blogroll