A. Terminologi Kewirausahaan
(Intrapreneurship)
Beberapa tahun belakangan ini topik intrapreneurship
semakin popular. Dari sekian banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep
yang mendasari intrapreneurship
tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa intrapreneurship tidak lepas dari aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan
persetujuan organisasi dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada
dasarnya pokok tujuan intrapreneurship
adalah mengembangkan semangat entrepreneurial
dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya
kesejahteraan.
Intrapreneur
Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan karena organisasi
tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel.
Intrapreneurship
Kebiasaan mengembangkan
bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner, 1995)
Entrepreneur
Orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru
B.
Kebutuhan Akan Sifat Kewirausahaan Dalam Organisasi
Banyak perusahaan menyadari
akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam organisasinya (Peter dan Waterman dalam bukunya A Passion of Excellence).
Kebutuhan akan kewirausahaan
semakin meningkat dikarenakan munculnya permasalahan seperti :
- Semakin banyak pesaing yang mempunyai keunggulan
- Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen
- Banyak SDM berpotensi hengkang dan lebih memilih menjadi wirausaha
C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi
Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak
efektifnya penerapan teknik tradisional manajemen pada pengembangan suatu
bidang baru. Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal yang
penting dalam membantu perkembangan kewirausahaan perusahaan mengingat hal
tersebut merupakan kunci dasar penumbuhan iklim inovasi.
Faktor-faktor yang mendukung utuk tercapainya keberhasilan
inovasi-inovasi menurut James Brian Quinn (1995) adalah :
- Iklim inovasi dan visi
- Orientasi pasar
- Organisasi yang tetap datar dan kecil
- Proses belajar interaktif
D.
Elemen-Elemen Spesifik Strategi
Intrapreneurial Korporat
Dalam upaya untuk
menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan harus memperhatikan
pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
- Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat merekrut
orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik.
- Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah
pelatihan kembali para manajer untuk menjadi guru, pelatih dan mentor.
- Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya
mencari perusahaan terbaik yang menyediakan program bonus.
- Wewenang manajemen akan degantikan oleh
suatu jaringan, dicirikan oleh koordinasi dan dukungan horizontal.
- Intrapreneurship dalam korporasi
memperbolehkan seorang pegawai.
- Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko meninggalkan
perusahaan.
- Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan
belajar bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar
semangat pegawainya.
Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi
intrapreneurial ini, ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan :
- Penngembangan visi
- Dorongan inovasi
- Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial
- Pengembangan tim usaha
- Pengenalan
- Kreativitas individu
- Intrapreneuring
- Penilaian budaya yang ada saat ini
- Perencanaan bisnis
- Perencanaan tindakan
E. Penghapusan Mitos Tentang Intrapreneurial
Mitos :
motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrapreneur) adalah keinginan untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama.
Kenyataan : motivasi utama dari
entrepreneur (intrapreneur) adalah proses inovasi : kebebasan dan kemampuan
adalah motivasi utama, uang hanya sebuah alat dan symbol kesuksesan.
Mitos :
entrepreneur adalah pengambil resiko tinggi – mereka adalah penjudi yang
memainkan taruhan besar.
Kenyataan : wirausaha adalah seorang
yang realistis dengan mengambil resiko menengah. Karena ia memperhitungkan
resiko yang dihadapi.
No comments:
Post a Comment