Info

Saturday, March 17, 2018

Permasalahan Berita Hoax



berita hoax adalah masalah sosial di era digital. Meskipun sebenarnya masalah ini sudah ada sejak jaman kuno, media digital penyebaran hoax makin intensif dan dengan mudah menjadi konsumsi publik. Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini memberikan dampak yang buruk. Penyampaian akan informasi begitu cepat dimana setiap orang telah dengan mudah memproduksi informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui beberapa media sosial  ataupun pesan telpon genggam seperti, whatsapp dan lain sebagainya yang tidak dapat difilter dengan baik.
Perilaku penyebaran hoax melalui internet sangat dipengaruhi oleh pembuat berita baik itu individu maupun berkelompok, dari yang berpendidikan rendah sampai yang tinggi, dan terstruktur rapi. (Lazonder, Biemans, & Wopereis, 2000) 
CNN Indonesia menyebutkan bahwa dalam data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech) (Pratama, 2016).
Dari hasil survei Mastel diketahui, topik yang paling banyak dibahas dalam hoax-hoax itu adalah seputar sosial-politik, terutama terkait pemilihan kepala daerah dan pemerintahan. Selain itu, isu SARA juga menjadi topilk yang paling sering diangkat dalam berita palsu.
Mastel akan membangun platform Mitigasi Hoax, yang bertujuan meningkatkan literasi masyarakat melalui peran aktif pemerintah, pemuka masyarakat atau komunitas, menyediakan akses sumber informasi yang benar atas setiap isu hoax, melakukan edukasi sistematis berkesinambungan, serta tindakan hukum yang efektif bagi penyebar hoax.
Survei yang dilakukan Mastel didapat dari responden dengan rentang usia 25-40 tahun (47,8 persen), di atas 40 tahun (25,7 persen), 20-24 tahun (18,4 persen), 16-19 tahun (7,7 persen), dan di bawah 15 tahun (0,4 persen). Jumlah 1.116 responden didapat dalam waktu 48 jam sejak pertama kali survei disebar ke publik pada 7 Februari 2017.
Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Misalnya, memastikan terlebih dahulu akurasi konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya.


Referensi :
https://nasional.kompas.com/read/2017/02/14/09055481/media.sosial.penyebaran.hoax.dan.budaya.berbagi..
 https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-media-sosial/


No comments:

Post a Comment

Blogroll